Sadis Liburan di Bandengan, Keluarga Kades Asal Kudus Ini Harus Bayar Makanan dengan Harga Tidak Wajar

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

Sadis Liburan di Bandengan, Keluarga Kades Asal Kudus Ini Harus Bayar Makanan dengan Harga Tidak Wajar

Selasa, 27 Desember 2016

Satelit9.info Kudus – Berapa sebenarnya harga yang harus dibayar keluarga Kepala Desa (Kades) Undaan Lor, Kecamatan Undaan, Kudus, Edy Purwanto, saat makan di sebuah rumah makan di kawasan Pantai Bandengan, Jepara, pada Minggu (25/12/2016) kemarin.
Bukan saja dinilai teramat mahal, namun ada juga daftar harga yang berbeda untuk jenis makanan yang sama. Berikut ini adalah rincian dari nota makan siang keluarga Edy Purwanto, yang diunggah dalam akun Faceboook sang istri Aizzatun Nada.  

  Dimulai dari dua teko es teh senilai Rp 99 ribu, dua teko es jeruk seharga Rp 190 ribu, satu teko teh hangat senilai Rp 49.500, tiga porsi kerang tumis Rp 195 ribu, 20 ikan kakap Rp 1,2 juta, dua ikan kerapu Rp 250 ribu, 4 bakul nasi Rp 238 ribu, satu bungkus rokok LA Rp 23 ribu, dan satu teko es jeruk Rp 59.500. Dan nilai absolute dari makan siang tersebut adalah Rp 2,304 juta.
Yang terasa lucu adalah, pada harga dua teko es jeruk nilainya adalah Rp 190 ribu, namun pada satu teko es jeruk pada nota batten bawah, nilainya hanya Rp 59.500. Jika ini adalah harga yang sama, seharusnya harga satu teko es jeruknya Rp 95 ribu. Namun, justru satu teko es jeruk tambahan itu, hanya bernilai Rp 59.500.Kades Undaan Lor Edy Purwanto sendiri saat dihubungi mengatakan, saat membayar itulah, dirinya dan istri merasa kaget harus membayar jutaan rupiah. Apalagi, terdapat perbedaan harga pada beberapa daftar yang tertulis di nota. ”Istri saya sempat protes kepada pemilik warung. Maksudnya karena ada yang berbeda dan aneh, apalagi mahal, kami minta dihitung ulang saja. Tapi, malah mendapat sambutan yang kurang enak,” jelasnya.

Dirinya memang menyesalkan kenapa harga makanan yang dibayar terbilang tidak wajar. Sehingga meminta untuk dihitung ulang, namun tidak dikabulkan. ”Saat itu kami sedang ramai-ramai liburan beserta keluarga besar istri saya. Totalnya ada 20 orang dengan lima mobil. Makanya pesannya juga banyak. Rombongan kami bukan dari Kudus saja. Namun juga dari Bandung, Yogyakarta, dan Demak,” tuturnya.
Edy juga menambahkan bahwa dirinya juga sudah meminta sang istri untuk tidak mengunggah keluhannya itu di media sosial. ”Takutnya malah bikin geger nanti. Tapi karena kesal, ya mau bagaimana lagi,” imbuhnya.